Campak


Pengertian Campak

Campak adalah infeksi virus yang ditandai dengan munculnya ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Gejala tersebut di antaranya adalah:


  • Mata merah.
  • Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.
  • Tanda-tanda seperti pilek (misalnya radang tenggorokan, hidung beringus, atau hidung tersumbat).
  • Demam.
  • Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.


Bercak atau ruam berwarna merah-kecokelatan akan muncul di kulit setelah beberapa hari kemudian. Urutan kemunculan bercak ini dari belakang telinga, sekitar kepala, kemudian ke leher. Pada akhirnya ruam akan menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, penderita juga berpotensi mengalami pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.

Sebaiknya Anda segera menghubungi dokter, klinik, atau rumah sakit terdekat jika mencurigai Anda atau anak Anda menderita campak. Diagnosis campak bisa dilakukan dengan melihat gejala-gejala yang muncul. Tapi untuk memastikan diagnosis campak, sampel air liur dan darah diambil untuk tes.

Penyakit ini disebut juga rubeola atau campak merah. Telah tersedia vaksin untuk mencegah penyakit ini. Vaksin untuk campak termasuk dalam bagian dari vaksin MMR (campak, gondongan, campak Jerman).

Penderita Campak di Indonesia
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai tahun 1982.  Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2015, Indonesia memiliki cakupan imunisasi campak kategori sedang di Asia Tenggara, yakni 84%. Indonesia berkomitmen untuk mencapai angka cakupan imunisasi campak sebesar 95% pada akhir tahun 2020. Hal ini dikarenakan campak termasuk dalam 10 besar penyebab kematian terbanyak pada balita di Indonesia.

Data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka kejadian campak telah menurun signifikan dari total 18.488 kasus pada akhir 2007 menjadi 8.185 kasus pada tahun 2015. Meski mengalami penurunan yang berarti, cakupan imunisasi campak tetap perlu diperluas hingga ke seluruh daerah di Indonesia, guna mencapai target Indonesia Bebas Campak pada tahun 2020.

Penyebaran Virus Campak
Bagi penderita campak, virus campak ada di dalam percikan cairan yang dikeluarkan saat mereka bersin dan batuk. Virus campak akan menulari siapa pun yang menghirup percikan cairan ini.
Virus campak bisa bertahan di permukaan selama beberapa jam dam bisa bertahan menempel pada benda-benda lain. Saat kita menyentuh benda yang sudah terkena percikan virus campak lalu menempelkan tangan ke hidung atau mulut, kita bisa ikut terinfeksi.

Campak lebih sering menimpa balita. Tapi pada dasarnya semua orang bisa terinfeksi virus ini, terutama yang belum pernah terkena campak atau yang belum mendapat vaksinasi campak.

Pengobatan Campak
Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus ini. Tapi jika komplikasi terjadi atau infeksi campak menjadi sangat parah, perawatan di rumah sakit kemungkinan akan dibutuhkan.

Untuk mempercepat proses pemulihan, terdapat beberapa hal yang bisa membantu:

  • Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
  • Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih sensitif terhadap cahaya.
  • Minum obat penurun demam dan pereda sakit. Jangan berikan aspirin jika anak Anda berusia kurang dari 16 tahun.


Komplikasi Campak
Komplikasi dari campak bisa sangat berbahaya. Meski jumlah penderita komplikasi campak cukup sedikit, penyakit ini harus tetap diwaspadai. Contoh-contoh komplikasinya adalah radang pada telinga, bronkitis, infeksi paru-paru (pneumonia), dan infeksi otak (ensefalitis).
Kelompok orang yang berisiko mengalami komplikasi adalah:


  • Bayi berusia di bawah satu tahun.
  • Anak-anak dengan kondisi kesehatan buruk.
  • Orang dengan penyakit kronis.
  • Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.


Pencegahan Campak
Vaksinasi MMR adalah vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan campak Jerman. Vaksinasi MMR diberikan dua kali. Pertama diberikan ketika anak berusia 13 bulan, lalu berikutnya diberikan ketika mereka berusia 5-6 tahun atau sebelum memasuki masa sekolah dasar.

Gejala Campak

Kemunculan gejala awal penyakit campak terjadi sekitar satu hingga dua minggu setelah tertular virus. Gejala ini akan menghilang kurang lebih dua minggu setelahnya. Berikut ini adalah gejala awal yang akan dialami oleh penderita campak:


  • Mata merah, bengkak, dan sensitif terhadap cahaya.
  • Tanda-tanda menyerupai pilek (misalnya sakit tenggorokan, batuk kering, dan hidung beringus).
  • Bercak kecil berwarna putih keabu-abuan di mulut dan tenggorokan.
  • Demam tinggi.
  • Lemas dan letih.
  • Nyeri.
  • Tidak bersemangat dan kehilangan selera makan.
  • Diare
  • Muntah-muntah.


Ruam campak muncul paling lambat empat hari setelah gejala pertama muncul, dan bertahan sekitar tujuh hari. Awalnya akan muncul dari belakang telinga, kemudian menyebar ke kepala dan leher, hingga akhirnya ke seluruh tubuh. Bercak-bercak yang tadinya berukuran kecil akan membesar dengan cepat, hingga pada akhirnya menyatu.

Sebaiknya Anda segera menghubungi dokter, klinik, atau rumah sakit terdekat jika mencurigai anak Anda menderita campak.

Pengobatan Campak

Diagnosis campak biasanya sudah dapat ditegakkan oleh dokter hanya dengan melihat karakteristik bercak atau ruam yang ada di dalam mulut dan berdasarkan penjelasan gejala-gejala yang Anda alami.

Namun pada beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan darah sederhana serta pemeriksaan kultur virus dari air liur untuk memastikan diagnosis. Namun kedua pemeriksaan ini jarang dilakukan kecuali Anda menunjukkan gejala-gejala yang kurang jelas.

Sistem kekebalan tubuh manusia secara alami akan melawan infeksi virus campak. Tidak ada obat khusus untuk menangani campak. Kondisi penderita biasanya akan membaik tanpa perawatan khusus dalam waktu satu hingga dua minggu.

Sebelum sistem kekebalan tubuh melawan infeksi virus, kondisi tubuh akan terasa kurang nyaman akibat gejala campak yang dialami. Terdapat beberapa cara yang bisa membantu kekebalan tubuh melawan virus campak, di antaranya:

Meningkatkan Asupan Cairan
Berikan banyak air minum pada anak untuk menghindari dehidrasi. Konsumsi air juga bisa melegakan tenggorokan yang gatal akibat batuk. Ingatlah bahwa ketika tubuh sedang demam, kebutuhan akan cairan pun meningkat.

Mengendalikan Demam dan Mengurangi Rasa Sakit
Umumnya bagi orang dewasa yang mengalami demam dan rasa sakit, konsumsi parasetamol atau ibuprofen bisa dilakukan. Anda juga bisa memberikan parasetamol dalam bentuk cair untuk anak Anda.

Obat-obatan Saat dan Setelah Campak Menyerang
Obat-obatan seperti Vitamin A dan antibiotik mungkin akan diresepkan oleh dokter setelah gejala muncul. Selain itu, pilihan vaksinasi campak juga tersedia. Misalnya suntikan pencegahan campak yang dapat diberikan 72 jam setelah gejala muncul atau suntikan serum globulin imun untuk bayi atau ibu hamil setelah 6 hari terpapar virus. Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui pengobatan yang tepat untuk Anda atau anak.

Mengatasi Sakit Mata
Gunakan kain katun yang direndam air untuk membersihkan kotoran mata semasa infeksi campak. Mata penderita campak akan menjadi lebih sensitif terhadap cahaya. Untuk mengatasi ini, tutup jendela dengan tirai atau mengganti lampu yang lebih redup saat malam hari.

Mengobati Gejala Lainnya          
Ada kemungkinan akan muncul gejala yang mirip seperti pilek seperti hidung berair atau batuk. Anda bisa mengonsumsi minuman hangat untuk meredakan gejala ini. Selain itu, Anda bisa melakukan terapi menghirup uap.

Untuk anak kecil, Anda bisa memandikannya dengan air hangat. Minuman hangat mengandung jeruk limun dan madu bisa diberikan pada anak kecil. Perlu diingat bahwa pemberian madu tidak disarankan bagi anak-anak di bawah satu tahun.

Mewaspadai Kemunculan Penyakit Serius
Waspadailah kemungkinan munculnya komplikasi ketika tubuh sedang berperang melawan infeksi ini. Tanda-tanda munculnya kondisi yang lebih serius adalah:

  • Kesadaran menurun, yang ditandai salah satunya dengan terus-menerus merasa mengantuk.
  • Gejala dehidrasi, seperti mulut kering atau frekuensi buang air kecil berkurang.
  • Batuk darah.
  • Kejang-kejang.
  • Kebingungan.
  • Sesak napas.
  • Sakit pada bagian dada, terutama saat bernapas.


Hubungi atau datang langsung ke rumah sakit terdekat jika Anda atau anggota keluarga mengalami gejala-gejala di atas.

Komplikasi Campak

Meski jarang terjadi, campak bisa saja mengakibatkan komplikasi yang cukup serius. Bayi dan anak-anak dengan gizi buruk menjadi kelompok yang paling rentan tertular campak. Selain mereka, orang-orang kekebalan tubuhnya rendah (misalnya penderita AIDS, penderita kanker yang menjalani kemoterapi, atau penderita penyakit kronis) dan ibu hamil juga rentan tertular.

Di bawah ini adalah komplikasi campak yang bisa terjadi:
  • Kejang-kejang akibat demam.
  • Infeksi mata.
  • Infeksi telinga bagian tengah.
  • Infeksi saluran pernapasan dan paru-paru (misalnya pneumonia dan bronkitis).
  • Dehidrasi.
  • Radang pita suara.


Sedangkan untuk komplikasi campak yang jarang terjadi adalah:

  • Meningitis (radang selaput otak dan saraf tulang belakang).
  • Ensefalitis (infeksi otak).
  • Mata juling akibat dampak virus pada saraf dan otot dari mata.
  • Hepatitis atau infeksi hati.
  • Masalah pada sistem saraf dan jantung.
  • Optik neuritis atau inflamasi saraf mata yang bisa menyebabkan buta permanen.
  • Trombositopenia atau penurunan jumlah platelet yang befungsi membekukan darah.
  • Masalah kehamilan (misalnya keguguran, bayi prematur, atau melahirkan bayi dengan berat badan rendah).


Anak-anak usia di atas 1 tahun dengan kondisi tubuh yang sehat jarang sekali mengalami komplikasi.


Pencegahan Campak

Cara terbaik mencegah terkena campak adalah dengan imunisasi sejak kecil. Terdapat dua pilihan vaksinasi campak. Yang pertama adalah vaksin khusus campak yang dimasukkan oleh pemerintah ke dalam program imunisasi wajib. Vaksin ini diberikan pada umur 9 bulan, 2 tahun, dan 6 tahun. Jenis vaksin yang kedua adalah MMR yang merupakan vaksin gabungan untuk penyakit campak, gondongan, dan campak Jerman. Vaksin ini diberikan pada umur 12-13 bulan dan pada umur 3-5 tahun.

Seorang bayi yang baru lahir akan memiliki antibodi terhadap campak jika sang ibu pernah menderita campak atau telah menerima vaksinasi campak sebelum hamil. Antibodi ini akan memberi perlindungan untuk beberapa bulan pertama. Oleh karena itu vaksin khusus campak atau MMR sebaiknya diberikan ketika bayi berusia di atas setengah tahun.

Kedua jenis vaksinasi campak di atas tidak direkomendasikan untuk wanita hamil yang belum terlindungi dari campak. Namun bagi wanita yang ingin hamil dan belum pernah terkena campak, dia bisa diberi vaksinasi campak. Temui dokter untuk mendapatkan informasi lebih lengkap tentang campak dan dampaknya pada wanita hamil.

Campak sangat mudah menular. Jika Anda menderita campak, hindari pusat keramaian setidaknya empat hari setelah kemunculan ruam campak untuk pertama kalinya. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi penyebaran infeksi kepada orang lain. Hindari kontak langsung dengan orang-orang yang rentan terhadap infeksi virus ini seperti balita, anak kecil, dan wanita hamil.

Sumber: alodokter.com
Comments

Tidak ada komentar

Posting Komentar