Pengertian Roseola
Roseola atau dalam istilah medis lainnya disebut roseola infantum, merupakan infeksi virus yang menyerang bayi atau anak-anak dengan gejala utama berupa demam dan ruam merah muda di kulit. Usia enam bulan hingga satu setengah tahun merupakan usia yang paling rentan terkena kondisi ini.
Gejala roseola biasanya muncul setelah virus berinkubasi di dalam tubuh selama 1-2 minggu. Pada tahap awal, bayi atau anak-anak yang terkena roseola akan mengalami demam tinggi, batuk beserta pilek, nyeri tenggorokan, dan tidak nafsu makan. Selain gejala-gejala tersebut, sebagian penderita juga akan mengalami pembengkakan kelenjar di leher, diare ringan, dan pembengkakan pada kelopak mata.
Setelah tiga atau empat hari kemudian, demam biasanya akan mereda dan dilanjutkan dengan munculnya ruam berwarna merah muda yang akan memenuhi bagian punggung, perut, dan dada. Bahkan pada beberapa kasus, ruam-ruam yang tidak terasa gatal atau sakit ini juga muncul di bagian wajah dan kaki. Dalam waktu dua hari biasanya ruam akan berangsur-angsur menghilang.
Penyebab Roseola
Roseola biasanya disebabkan oleh virus HHV-6 atau virus herpes tipe 6. Penularan virus ini sama seperti kasus-kasus pilek pada umumnya, yaitu secara langsung ketika anak Anda turut menghirup butiran-butiran liur yang dikeluarkan oleh anak penderita roseola yang sedang berada di dekatnya melalui batuk atau bersin dan secara tidak langsung ketika anak Anda memegang benda yang telah terkontaminasi virus HHV-6 atau berbagi penggunaan sesuatu dengan anak penderita roseola, misalnya piring, gelas, dan sendok.
Pengobatan Roseola
Roseola biasanya sembuh dalam waktu satu minggu (terhitung dari munculnya demam sampai ruam) cukup melalui perawatan di rumah. Namun apabila anak Anda mengalami demam tinggi hingga lebih dari 39,4 derajat celsius, ruam di kulitnya masih belum hilang setelah tiga hari, atau bahkan mengalami kejang-kejang akibat demamnya, segera periksakan dirinya ke dokter. Komplikasi kejang yang berkaitan dengan demam pada kasus roseola sebenarnya merupakan hal yang jarang terjadi.
Saat anak Anda mulai mengalami demam, pastikan dia beristirahat di atas tempat tidurnya secara total sampai kondisinya benar-benar pulih. Jagalah suhu kamar anak Anda agar tetap sejuk dan jangan beri dia selimut yang terlalu tebal.
Berikan anak Anda minum sesering mungkin meski dia tidak merasa haus agar demam bisa cepat reda dan terhindar dari dehidrasi. Sebisa mungkin hindari penggunaan obat-obatan pereda rasa sakit, seperti ibuprofen atau parasetamol, kecuali anak Anda merasa tertekan akibat kondisinya tersebut. Jangan berikan aspirin pada anak di bawah usia 16 tahun tanpa resep dari dokter.
Hal terpenting yang harus Anda lakukan ketika akan memberikan anak Anda obat adalah selalu menaati petunjuk penggunaannya, baik yang tertera pada kemasan (apabila obat tersebut dijual bebas di apotik) maupun dari dokter (apabila diresepkan). Pemberian dosis di luar ketentuan bisa berbahaya.
Pencegahan Roseola
Anak-anak yang sudah pernah terkena roseola umumnya tidak akan terkena kondisi ini lagi untuk kedua kalinya karena antibodi yang sudah mampu melawan virus HHV-6 sudah terbentuk. Karena itu kasus roseola pada orang dewasa merupakan hal yang sangat langka, terkecuali penderita belum pernah terkena kondisi ini saat kecil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena suatu kondisi (misalnya akibat virus HIV atau akibat efek samping pengobatan kemoterapi).
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah roseola karena itu langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah penularannya adalah menjauhkan anak Anda dari penderita agar tidak terpapar. Begitu pula sebaliknya, jika anak Anda sedang sakit roseola, liburkan dahulu seluruh aktivitas yang biasa dia lakukan di luar (misalnya bermain atau belajar) hingga gejalanya sembuh total.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan apabila terdapat penderita roseola di rumah agar kita tidak menjadi media penularan secara tidak langsung di luar.
Sumber: alodokter.com