Pengertian HPV
HPV adalah virus yang dapat menyebabkan tumbuhnya kutil di berbagai bagian tubuh. Virus ini hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih dari 100 jenis. Ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan, sementara 40 lainnnya memicu munculnya kutil kelamin.
Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker. Namun ada beberapa jenis HPV yang berbahaya, seperti HPV 16 dan HPV 18, berpotensi besar memicu terjadinya kanker serviks. WHO (World Health Organisation) memperkirakan sekitar 70% kanker serviks disebabkan oleh kedua jenis HPV tersebut.
Saat ini, terdapat dua jenis vaksin HPV yang telah terdistribusi di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Vaksin jenis bivalen dan kuadrivalen ini terbukti efektif untuk mencegah infeksi HPV, termasuk mencegah kejadian kanker serviks. Maka dari itu, vaksinasi HPV ini sangat disarankan untuk kelompok wanita usia remaja, terutama usia 9-14 tahun.
Cara Penularan HPV
Sebagian besar penularan HPV terjadi akibat adanya sentuhan langsung kulit ke kulit dengan pengidap. Demikian pula dengan benda yang terkontaminasi virus HPV.
Hubungan seksual juga termasuk salah satu sarana penularan virus ini pada kelamin. Misalnya melalui kontak langsung dengan kulit kelamin, membran mukosa, pertukaran cairan tubuh, serta seks oral atau anal.
Gejala dan Jenis Kutil Akibat HPV
HPV cenderung tidak menimbulkan gejala sehingga jarang disadari oleh pengidap. Sistem kekebalan tubuh kita juga biasanya akan memberantas infeksi HPV sebelum virus ini menyebabkan gejala sehingga tidak membutuhkan penanganan.
Namun apabila tubuh kita tidak berhasil memberantasnya, infeksi HPV dengan jenis tertentu berpotensi menyebabkan kanker serviks. Karena itu, para wanita dianjurkan untuk selalu memeriksakan kesehatannya serta menjalani vaksin pencegah HPV.
Jika infeksi HPV sampai pada tahap menimbulkan gejala, indikasi utama adalah tumbuhnya kutil. Jenis kutil terbagi ke dalam 5 kategori, yaitu:
- Kutil biasa yang umumnya berupa benjolan bulat yang kasar.
- Kutil plantar atau mata ikan. Kutil ini berbentuk rata dengan lubang di tengahnya yang terkadang disertai titik-titik hitam.
- Kutil datar (flat wart) dengan bentuk seperti bekas cakar di kulit. Warnanya juga beragam, bisa cokelat, kekuning-kuningan, atau merah muda.
- Kutil filiform yang biasanya berupa bintil daging tumbuh dengan warna yang sama seperti kulit.
- Kutil periungual. Jenis kutil yang biasa tumbuh di kaki dan tangan ini berbentuk pecah-pecah seperti kembang kol serta menebal di lempeng kuku.
Sementara kutil kelamin umumnya dapat berupa lesi datar serta bentol dengan permukaan pecah-pecah yang mirip kembang kol. Kutil ini akan menyebabkan rasa gatal, tapi jarang terasa sakit.
Apabila kutil yang Anda derita terasa sakit, gatal atau mengganggu penampilan, hubungilah dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Faktor Risiko Dalam Infeksi HPV
Infeksi HPV sangat mudah menular dan dapat terjadi pada siapa saja. Terdapat sejumlah faktor yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang untuk terkena virus ini. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
- Sering berganti pasangan. Berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan akan mempertinggi risiko Anda.
- Berbagi pemakaian barang pribadi, seperti handuk, saputangan, atau kaus kaki.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya mengidap HIV/AIDS atau menjalani kemoterapi.
- Kulit yang rusak, contohnya pada luka terbuka.
- Usia. Kutil biasa umum diderita oleh anak-anak, sementara kutil plantar dan kelamin lebih sering terjadi pada remaja dan kalangan dewasa muda.
- Tidak menjaga kebersihan, misalnya ke kamar mandi umum tanpa mengenakan alas kaki.
Proses Diagnosis Infeksi HPV
Diagnosis infeksi HPV yang utama adalah melalui pemeriksaan kutil. Apabila tidak ada kutil yang muncul, dokter akan menganjurkan beberapa tes untuk membantu proses dianosis. Jenis-jenis pemeriksaan yang mungkin dijalani pasien dapat berupa:
- Tes larutan asam asetat. Kulit di bagian genital yang terinfeksi virus HPV akan berubah menjadi putih setelah diolesi larutan asam asetat sehingga mudah terdeteksi.
- Pap smear dan tes DNA. Dalam tes ini, dokter akan mengambil sampel sel-sel dari serviks dan vagina untuk diperiksa di laboratorium. Tes Pap smear juga dapat digunakan untuk mendeteksi keabnormalan sel serviks yang dapat berubah menjadi kanker.
Metode Pengobatan Infeksi HPV
Setelah diagnosis positif, terdapat 2 metode medis yang dapat Anda pilih, yaitu penanganan dengan obat atau prosedur operasi.
Penanganan melalui obat umumnya menggunakan obat oles dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan kutil. Beberapa contoh obat oles untuk mengatasi kutil adalah:
- Asam salisilat yang berfungsi mengikis lapisan kutil secara bertahap.
- Asam trikloroasetat yang akan membakar protein dalam sel-sel kutil.
- Imiquimod yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap HPV.
- Podofilox yang bekerja dengan menghancurkan jaringan pada kutil kelamin.
Selain obat oles, kutil juga dapat diatasi dengan langkah operasi yang meliputi cryotherapy, bedah listrik, operasi pengangkatan, dan bedah laser.
Beberapa jenis HPV bahkan dapat memicu perubahan abnormal pada sel-sel serviks. Perubahan yang tidak segera terdeteksi dan ditangani ini bisa berkembang menjadi kanker serviks. Meski jarang, perubahan abnormal pada sel-sel penis serta anus juga termasuk komplikasi yang dapat ditimbulkan infeksi HPV.
Langkah Pencegahan Infeksi HPV
Kutil memang dapat hilang tanpa penanganan khusus, tapi bukan berarti virus HPV juga ikut lenyap. Virus ini akan tetap bersembunyi dalam tubuh pengidap dan dapat menularkannya kepada orang lain.
Langkah utama pencegahan infeksi HPV adalah vaksinasi. Cervarix, Gardasil, serta Gardasil 9 merupakan jenis-jenis vaksin HPV yang dapat membantu mencegah kutil kelamin serta kanker serviks.
Vaksin ini umumnya dianjurkan bagi remaja perempuan dan dapat diberikan sejak usia 10 tahun hingga 26 tahun.
Di samping vaksinasi, terdapat sejumlah langkah pencegahan yang mungkin berguna. Langkah-langkah sederhana tersebut meliputi:
- Hindari menyentuh kutil secara langsung. Segera mencuci tangan dengan sabun apabila tidak sengaja menyentuh kutil.
- Jangan berganti-ganti pasangan dan setialah pada pasangan Anda.
- Gunakan kondom tiap kali berhubungan seks. Meski tidak sepenuhnya efektif, langkah ini dapat mengurangi risiko penularan.
- Menjaga kebersihan, misalnya mengenakan alas kaki di tempat umum yang lembap (seperti tepi kolam renang) dan memakai kaus kaki yang bersih.
- Hindari berbagi pemakaian barang pribadi, seperti pisau cukur atau gunting kuku.
Sumber: alodokter.com